يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًۭا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَٰفِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Ruum: 7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhiratnya.” (Shahih Jami’ Ash Shaghir)
Para ulama Ahlus Sunnah memberikan perhatian serius terhadap Surat Ar-Ruum ayat 7 di atas. Karena itu, marilah kita menelaah penjelasan dari mereka, agar kita dapat memetik faidahnya untuk MELURUSKAN TUJUAN HIDUP dan AGAR KITA BISA SELAMAT dari siksa-Nya.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Umumnya manusia tidak memiliki ilmu melainkan ilmu duniawi. Memang mereka maju dalam bidang usaha, akan tetapi HATI MEREKA TERTUTUP, tidak bisa mempelajari ilmu Dienul Islam untuk kebahagiaan akhirat mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir (3/428)]
Al-Imam Qurthubi rahimahullah berkata:
“Ada yang berpendapat: ‘Mereka itu DIBISIKI OLEH SETAN untuk mengurusi urusan dunia saja.” [Tafsir Al-Qurthubi (14/7)]
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Mereka itu hanya pandai mencari rezeki, seperti kapan bercocok tanam, kapan mengetam dan cara menimbunnya, dan pandai membangun gedung yang mewah. Akan tetapi, mereka itu bodoh dalam urusan akhiratnya.” [Tafsir Ath-Thabari (21/23)]
Qatadah rahimahullah berkata:
“Mereka hanya pandai dalam urusan perdagangan dan produksi serta cara memasarkannya.” [Ad-Durrul Mantsur (6/483)]
Adh-Dhahak rahimahullah berkata:
“Mereka hanya pandai membangun istana, membuat saluran sungai, dan ilmu bercocok tanam.” [Tafsir Al-Qurthubi (14/7)]
Ibnu Khalaweh rahimahullah berkata:
“Mereka itu pandai mengatur strategi hidup, akan tetapi ilmu dien dan (ilmu) beramal shalih mereka lupakan (lalaikan).” [Tafsir Al-Qurthubi (14/7)]
Imam Syaukani rahimahullah berkata:
“Mereka itu hanya mengetahui yang zhahir berupa kehidupan yang batil. Sedangkan nikmat yang kekal dan murni untuk hari akhiratnya tidaklah mereka mau mempelajarinya, bahkan mereka melupakannya.” (Fathul Qadir, Surat Ar-Ruum: 7)
Terkadang di antara mereka ada yang berkata:
“Kita harus seimbang antara dunia dan akhirat.”
Terhadap perkataan mereka itu, Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. hafizhahullah mengatakan:
“Maka pada hakikatnya perkataan itu hanyalah usaha untuk menutupi kebodohan terhadapa ilmu dien. Bagaimana dikatakan seimbang, di kala dia tidak mengetahui syarat Laa Ilaha Illallah serta pembata-pembatalnya, konsekuensi 2 kalimat syahadat, rukun-rukun shalat (yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih), dan ilmu-ilmu dasar lainnya. Sementara dia mengetahui sekian banyak ilmu dunia, akuntansi, geografi, matematika, kimia dan ilmu yang bersifat duniawi secara mendetail. Bukanlah hal tercela di antara kita mendalami ilmu tersebut, namun yang dicela adalah ketika ilmu-ilmu tersebut mereka kuasai, tapi ilmu dien adalah nol besar jika tidak mau dikatakan minus.” (Sumber: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/hakikat-ilmu.html)
Merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan dari umat Islam sekarang ini sudah terpedaya oleh gaya hidup orang-orang kafir, padahal Allah Ta’ala telah memperingatkan:
لا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[1] di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali ‘Imran: 196-197)
[1] Yakni kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
Allah Ta’ala juga berfirman:
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Al Hijr: 3)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
Semoga catatan kecil di atas bisa kita jadikan sebagai bahan renungan. Tidak ada istilah terlambat untuk belajar ilmu syar’i dan beramal dengannya, agar sukses dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat….
0 komentar:
Posting Komentar